Bali Cultural Parade

09 June 2020
Project

Bali selalu mengejutkan wisatawannya dengan keindahan-keindahan yang ditawarkan. Pantainya sudah jelas tidak diragukan lagi, apalagi budayanya. Budaya Bali memang selalu menarik untuk dipelajari, tidak salah jika menyebut Bali menyimpan banyak harta karun.

Pada 15 Oktober kemarin, TripEvent bersama dengan Grant Thornton berkesempatan untuk mengunjungi Desa Penglipuran. Desa ini adalah salah satu desa wisata terbersih dan rapi yang wajib kamu kunjungi!

Saat mengunjungi destinasi wisata, pemandangan orang berjualan souvenir di sepanjang jalan sudah tidak asing lagi. Dengan souvenir yang hampir sama, namun harga jual berbeda-beda. Uniknya desa ini, penduduknya tidak berjualan di sepanjang jalan, tetapi di setiap lorong rumah.

Kebanyakan souvenir yang dijual adalah kain Bali, gelang, kalung, tas rotan dan pernak-pernik lainnya. Untuk membelinya, kita harus masuk ke dalam rumah dan akan dilayani langsung oleh sang pemilik. 

Begitu sampai Desa Penglipuran, para peserta diajak melakukan ice breaking untuk menghilangkan kejenuhan selama perjalanan yang cukup panjang. Setelah itu, mereka dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk mengikuti cultural activity yang sudah disiapkan.

Aktivitas yang dimaksud di sini tentunya adalah kegiatan yang berhubungan dengan kebudayaan Bali, seperti membuat penjor, tektekan, membuat gebogan dan canang, belajar Tari Pendet dan Tari Gopala, membuat klepon dan belajar Tari Barong serta gamelan. Semuanya ini dipersiapkan dalam waktu kurang lebih satu jam, untuk nantinya dibawa dalam Cultural Parade sebagai puncak dari acara di Desa Penglipuran.

Setelah semuanya siap, para peserta diminta untuk berkumpul di satu titik untuk membentuk formasi Cultural Parade. Formasi parade dimulai dengan kelompok yang membawa tektekan, gebogan, selanjutnya canang sari, lalu kelompok yang menari, kelompok dengan penjor, kue klepon, kemudian ditutup dengan Tari Barong dan gong.

Dari penduduk setempat kami tahu, bahwa ini adalah Cultural Parade pertama yang dilakukan bukan oleh penduduk asli Desa Penglipuran dan diikuti sebanyak 221 orang dalam satu kali parade dengan membawa perlangkapan-perlengkapan yang diperlukan, layaknya parade Bali pada umumnya. Kami tentu bahagia dan bangga saat mendengarnya, ternyata ini adalah suatu hal yang unik dan kreatif.

Wisata di Desa Penglipuran hari itu berjalan dengan lancar dan menyisakan kenangan yang tak terlupakan bagi penduduk desa dan para peserta dari Grant Thorton.

Top
whatsapp logo